Hamidatun Nihayah, M.Th.I, Dosen Fakultas Tarbiyah menjadi Awardee S3 LPDP di UIN Walisongo Semarang.

Hamidatun Nihayah, M.Th.I, wanita asal Tuban ini mengharumkan nama Fakultas Tarbiyah Unugiri setelah lolos Beasiswa S3 LPDP seIndonesia 2022. Panggilan akrab Niha ini, tercatat sebagai penerima beasiswa S3 BIB (Beasiswa Indonesia Bangkit) oleh Kemenag LPDP RI. Maklumat tentang penerima beasiswa S3 BIB ini diumumkan melalui daring atau online, Kamis (03/11/2022).

Beasiswa S3 BIB (Beasiswa Indonesia Bangkit) oleh Kemenag LPDP Republik Indonesia ini diberikan kepada peserta yang memenuhi syarat dan lolos seleksi administrasi. Selain itu, peserta dari kalangan Dosen seIndonesia ini wajib mengikuti seleksi 3 tahapan melalui via Daring. Seleksi tersebut meliputi seleksi administrasi, tes bakat sklolastik atau TPA psikotes, dan terakhir Wawancara. Panitia melakukan seleksi administrasi, prestasi, substansi, dan wawancara hingga November 2022. Program Beasiswa S3 BIB (Beasiswa Indonesia Bangkit) oleh Kemenag LPDP Republik Indonesia ini telah dikurasi dan ditetapkan sebagai tujuan studi peserta Beasiswa S3 seIndonesia dalam dan luar negeri.

Melalui Beasiswa S3 BIB (Beasiswa Indonesia Bangkit) ini, Hamidatun Nihayah, M.Th.I yang merupakan Ibu dua anak, dapat mewujudkan mimpinya untuk berkuliah di UIN Walisongo Semarang dengan Beasiswa BIB (Beasiswa Indonesia Bangkit) oleh Kemenag LPDP Republik Indonesia. “Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Mungkin suatu saat kita gagal dalam mencapai sesuatu, namun pasti ada saatnya kita mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik, yang belum pernah kita pikirkan sebelumnya Menuntut ilmu tiada Akhirnya, ”ungkap Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI).

Sebelum diterima beasiswa S3 BIB, perempuan tinggal didesa Wanglukulon ini, telah mengabdi menjadi dosen kurang lebih 7 tahun pasca kelulusannya dalam pendidikan program Pascasarjana (S2). Dengan demikian, Niha telah mengalami jeda saat berpendidikan S2 cukup lama sebelum memilih mengikuti beasiswa. Bahkan, Niha juga telah berkeluarga dan memiliki dua anak. Sang hafidzah ini juga menyatakan bahwa jeda dan status “telah berkeluarga” bukanlah halangan untuk melanjutkan pendidikan dan mendapatkan beasiswa.“Ini bukan halangan karena banyak teman-teman yang sudah berkeluarga bahkan sudah punya suami dan anak. Memang, sih, break itu berpengaruh dengan kita terkait adaptasi pendidikan baru, tapi jangan jadikan tekanan dan hambatan,” ucap perempuan yang tinggal di Jl.KH.Djoened RT. 01 RW.01 Kecamayan Senori Kabupaten Tuban ini dengan mantap. (Lifa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *