Pelatihan Guru MI Ngasem: Modul Pembelajaran Digital Berbasis AI, Dari Teori Hingga Komunitas Belajar

http://ft.unugiri.ac.idBojonegoro, 20 Maret 2025, suasana di Aula KKM MI Ngasem Bojonegoro terasa berbeda dari biasanya. Selama tiga bulan, ruang itu menjadi pusat pembelajaran para guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang mengikuti Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Modul Pembelajaran Digital Berbasis Artificial Intelligence (AI). Sebanyak 25 guru dari berbagai MI di wilayah KKM MI Ngasem hadir dengan semangat membawa laptop, catatan, dan rasa ingin tahu yang besar.


Program pengabdian masyarakat ini dirancang untuk membekali guru dengan keterampilan membuat modul pembelajaran digital yang interaktif, adaptif, dan memanfaatkan teknologi AI secara optimal. Tidak hanya berhenti pada teori, kegiatan ini menggabungkan workshop intensif, praktik langsung, hingga pendampingan personal (mentoring) yang memastikan setiap peserta dapat menghasilkan modul berkualitas.


Sejak hari pertama, para peserta dikenalkan pada konsep AI dalam pendidikan, termasuk penggunaan platform seperti ChatGPT, Quillionz, dan Canva AI. Suasana pelatihan terasa hidup, penuh tanya jawab, dan sering kali diwarnai kekaguman para guru yang baru pertama kali mencoba membuat kuis otomatis atau merancang ringkasan materi berbantuan AI.


Ketua tim pelaksana, M. Romadlon Habibullah, Mpd.I, menekankan bahwa AI bukanlah pengganti guru, melainkan mitra yang dapat memperkaya proses pembelajaran. Melalui serangkaian sesi, para guru berhasil menyusun modul yang dilengkapi fitur interaktif, kuis otomatis, dan ringkasan materi yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Hasil penilaian menunjukkan skor kelayakan rata-rata 85 dari 100, masuk kategori “Sangat Layak”.


Selain modul, terbentuk pula repositori digital berbasis cloud yang memuat seluruh karya peserta dan dapat diakses oleh semua anggota KKM. Tim pelaksana juga menyusun panduan praktis berbentuk e-book yang memudahkan guru memanfaatkan AI secara aman dan efektif. Tidak berhenti di situ, lahirlah komunitas belajar guru berbasis teknologi, dengan lima guru penggerak yang ditunjuk sebagai peer coach untuk mendampingi rekan sejawat di madrasah masing-masing.


Bagi peserta seperti Nur Hidayati, pengalaman ini menjadi titik balik. Ia mengaku sebelumnya hanya membuat bahan ajar sederhana, namun kini mampu menyusun modul digital yang dilengkapi kuis otomatis dan analisis hasil belajar siswa. Data evaluasi menunjukkan peningkatan keterampilan digital rata-rata 28 poin, dan 68% peserta telah mengimplementasikan modulnya di kelas uji.


Kepala KKM MI Ngasem, berharap kegiatan ini menjadi model inovasi pembelajaran digital bagi madrasah lain. Ia optimis bahwa ekosistem belajar yang terbentuk akan mendorong guru MI lebih siap menghadapi tuntutan Kurikulum Merdeka dan mampu menciptakan pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan efektif berbasis teknologi.


Kegiatan ini pun menutup perjalanannya dengan optimisme. Para guru kembali ke madrasah masing-masing, membawa modul-modul digital yang siap digunakan, panduan AI yang praktis, dan semangat baru untuk terus berinovasi. Tidak hanya keterampilan yang mereka dapatkan, tetapi juga sebuah komunitas dan jejaring yang akan menjadi sumber inspirasi berkelanjutan di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *